Wonogiri – albarru.ponpes.id │ Saat pandemi Covid-19 memasuki wilayah Kabupaten Wonogiri pada akhir Maret 2020 dan terus mengalami peningkatan statistik warga yang terpapar, berbagai sektor mengalami kendala. Salah satunya pendidikan di lingkungan pondok pesantren. Usai ditemukan adanya klaster covid-19 baru yakni klaster ponpes di Jatisrono, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri mengeluarkan Surat edaran (SE). SE Nomor 1064 Tahun 2020 tertanggal 13 Juli 2020 tersebut terkait himbauan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) dalam masa pandemi covid-19 dan berlaku untuk seluruh pondok pesantren di Wonogiri.
Menindaklanjuti SE Kemenag Wonogiri, Pimpinan Pondok Pesantren Al Barru, Bulusulur, Agung Susanto, SE langsung melakukan koordinasi dengan jajaran pengurus dan dewan guru untuk mempersiapkan penerapan pembelajaran secara daring. “Ponpes Al Barru menggelar sosialisasi untuk para dewan guru, agar pelaksanaan pembelajaran secara daring dapat berjalan lancar perlu disiapkan sarana prasarana dan SDM operator komunikasi net nya,” jelasnya.
Berbagai persiapan telah dilakukan oleh pengurus ponpes dengan pengadaan sarpras penunjang seperti pemasangan jaringan internet, studio, modul dan google classroom agar prosesi belajar santri berjalan dengan baik tanpa kendala sehingga capaian kurikulum sesuai yang direncanakan.
Agung mengatakan, perlu ada upaya untuk menghadirkan pembelajaran digital bagi para santri. Bila mengacu protokol kesehatan pencegahan virus korona (covid-19), kata dia, tidak memungkinkan mengembalikan santri ke pondok secara serentak.
Menurut Agung, sistem pembelajaran daring juga bisa untuk mengakomodasi orang tua yang belum yakin mengembalikan anaknya ke pesantren. Situasi ini barang tentu mengharuskan santri tetap bisa melakukan pembelajaran di rumah.
Ia menambahkan, pondok pesantren harus memberikan opsi bagi orang tua untuk bisa memilih, apakah mengembalikan anaknya ke pesantren, atau belajar dari rumah secara daring. Ia meyakini, pembelajaran daring tak akan menggerus karakter pendidikan di pesantren. “Paradigma pesantren ini perlu digeser, tanpa harus kehilangan berkah belajar,” terangnya.
Agung menekankan kesehatan santri selama di pesantren harus menjadi fokus perhatian. Terlebih, kehidupan di pondok sifatnya komunal, semua aktivitas sehari-hari dikerjakan bersama. “Dalam konteks kebiasaan baru ini imun santri harus menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Agung mengakui, menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pesantren bukan hal mudah. Namun, bila tidak dipaksakan, pesantren justru dikhawatrikan menjadi klaster baru kasus covid-19. Imbasnya, tentu harus ada kebijakan yang mungkin akan berdampak pada 200an santri yang terdaftar di Ponpes Al Barru.
“Sementara kami tidak menerima tamu atau orang tua yang akan mengunjungi putra-putrinya di ponpes. Dan santri yang saat ini baru pulang belum boleh kembali ke pondok, kami persilahkan mengikuti pembelajaran secara daring,” tandasnya.
Ia menambahkan, santri yang sudah terlanjur di ponpes boleh melakukan pembelajaran tapi harus menerapkan protokol kesehatan dan tidak boleh keluar-masuk ponpes. Di dalam ponpes juga dilaksanakan secara daring, untuk menghindari tatap muka. (adm)
Add Comment